LindungiHutan Gelar Webinar Pemanfaatan Ekosistem Hutan dan Perairan untuk Mengatasi Perubahan Iklim Secara Berkelanjutan

Selasa, 26 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada 14 Maret 2024, LindungiHutan mengundang Rimba Raya Conservation dalam webinar mengenai pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Baru saja, LindungiHutan menyelenggarakan webinar yang bertajuk Pengelolaan Hutan dan Karbon Biru Berkelanjutan untuk Penyeimbang Emisi Karbon Individu dan Perusahaan (14/3). Webinar ini diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri dari perwakilan perusahaan, pelaku UMKM, hingga mahasiswa.

Narasumber yang dihadirkan yaitu Alma Cantika Aristia (Product Manager LindungiHutan) dan Haryo Ajie Dewanto (Technical Director Rimba Raya Conservation), serta dipandu oleh moderator Dara Putri Maharani.

Pemaparan materi webinar oleh Alma Cantika Aristia (Dokumentasi: LindungiHutan).
Pemaparan materi webinar oleh Alma Cantika Aristia (Dokumentasi: LindungiHutan).

Alma Cantika Aristia memaparkan dalam webinar tersebut bahwa Indonesia memiliki luasan mangrove sekitar 3 juta hektar dan memiliki potensi sebagai penyimpan karbon yang lebih besar dibanding dengan kawasan hutan lainnya.

“Berdasarkan Peta Mangrove Nasional dari KLHK tahun 2013-2019, Mangrove kita itu luas sekitar 3,31 juta hektar. Potensi mangrove untuk penyimpanan karbon itu 5x lipat lebih besar dibanding hutan-hutan lainnya,” ujar Alma.

Ia juga menambahkan bahwa dibalik potensi yang cukup besar, Indonesia juga memiliki laju kerusakan hutan mangrove tercepat di dunia. Kerusakan tersebut disebabkan oleh kegiatan alih fungsi lahan, pencemaran limbah, illegal logging, dan peningkatan laju abrasi air laut.

Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, menjadi salah satu kawasan yang kerap terjadi banjir rob. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan alih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya benteng pertahanan di wilayah pesisir.

“Di pesisir Tambakrejo Kota Semarang, ada area makam tenggelam dan mulai tergerus oleh abrasi. Hutan mangrove ditebang dijadikan tambak sehingga air laut tidak bisa tertahan dan masuk ke area daratan. Masyarakat disana juga harus meninggikan rumahnya agar tidak terkena banjir rob,” ungkap Alma.

Pemaparan materi webinar oleh Haryo Ajie Dewanto (Dokumentasi: LindungiHutan).
Pemaparan materi webinar oleh Haryo Ajie Dewanto (Dokumentasi: LindungiHutan).

Sebagai pemateri kedua Haryo Ajie Dewanto memaparkan bahwa hutan memiliki nilai/peranan lain mencakup 3 pilar antara lain mitigasi perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kita harus melihat hutan dari sudut pandang yang berbeda. Hutan memiliki nilai yang lebih dari pada hal yang di ekstraktif itu sendiri. Dengan menjaga hutan dan segala sistem didalamnya, saat ini fokus dalam penanganan mitigasi perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan serta pengembangan komunitas lokal,” ujar Haryo.

Dengan memanfaatkan hutan sebagai penyimpan karbon yang efektif dalam skema projek karbon, Haryo mengatakan bahwa kita harus memperhatikan dalam 3 aspek penting antara lain lokasi, nilai tambah, dan skenario yang akan dilaksanakan di kawasan tersebut.

“Kuncinya harus bisa kita lihat lokasinya memiliki waktu izin yang jelas, nilai tambah dari usaha karbon, dan base line/skenario dalam membangun kawasan suatu karbon project,” pungkas Haryo.

Webinar ini diharapkan menjadi kesempatan untuk menambah kesadaran masyarakat mengenai isu nyata perubahan iklim yang sedang terjadi yang patut kita atasi bersama.

Tentang LindungiHutan

LindungiHutan adalah start-up lingkungan yang berfokus pada aksi konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Sebanyak 808 ribu pohon telah ditanam bersama 517 brand dan perusahaan. Kami menggandeng masyarakat lokal di 50 lokasi penanaman yang tersebar di Indonesia. Kami menghadirkan beberapa program seperti The Green CSR, Collaboratree dengan skema Product Bundling, Service Bundling dan Project Partner, serta program Carbon Offset.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

ASUENE APAC Wins Grand Prize at “Petronas FutureTech 4.0×AWS Startup Innovation Challenge” for Pioneering Net-Zero Solutions from Japan
XRP Plunges 10% in 24 Hours—BTC Miner Emerges as Crypto Investors’ Safe Harbor with 7% Daily Returns
Asics Community Slam 2025 Kembali Ajak Masyarakat Lebih Aktif Bergerak Olahraga Tenis dan Padel
Master Process Piping Integrity – Join PetroSync’s ASME B31.3 Training and Elevate Your Engineering Standards
Kota Podomoro Tenjo Perkuat Aktivitas Komunitas dan Gaya Hidup Modern lewat Funwalk dan Peresmian Podomoro Food Center
Crypto Market Tops $4 Trillion—Could You Secure 7% Daily Returns in Today’s Volatile Landscape?
CryptoPunks Spark NFT Market Revival as Ethereum Surges Past $3,800
Logistik Aceh Terus Menggeliat, Dua Kapal Sandar di Dermaga Pelabuhan Krueng Raya Pelindo

Berita Terkait

Senin, 28 Juli 2025 - 13:49

ASUENE APAC Wins Grand Prize at “Petronas FutureTech 4.0×AWS Startup Innovation Challenge” for Pioneering Net-Zero Solutions from Japan

Senin, 28 Juli 2025 - 11:47

XRP Plunges 10% in 24 Hours—BTC Miner Emerges as Crypto Investors’ Safe Harbor with 7% Daily Returns

Senin, 28 Juli 2025 - 11:11

Asics Community Slam 2025 Kembali Ajak Masyarakat Lebih Aktif Bergerak Olahraga Tenis dan Padel

Senin, 28 Juli 2025 - 08:03

Master Process Piping Integrity – Join PetroSync’s ASME B31.3 Training and Elevate Your Engineering Standards

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:50

Crypto Market Tops $4 Trillion—Could You Secure 7% Daily Returns in Today’s Volatile Landscape?

Berita Terbaru