Palembang, Selebritynews.id – Status Bandara SMB II Palembang dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Selasa (30/04/2024).
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Provinsi Sumatera Selatan secara resmi berubah status dari Bandara Internasional menjadi Bandara Domestik.
Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASSPI) DPD Provinsi Sumatera Selatan, Ir Mgs Moh Isnaini F MT panggilan akrabnya cek Evad mengatakan bahwa, rasa prihatin atas turunnya status tersebut.
Karena hal itu tentu berimbas pada sektor pariwisata di Sumsel, khususnya Kota Palembang.
“Evad sangat sedih dengan bandara kebanggaan kita selama ini. Apalagi bagi mereka yang sudah merintis untuk menaikan statusnya. Naiknya status bandara ini sudah dari zaman Gubernur Sumsel, Pak Ramli Hasan Basri. Kemudian pindah ke bandara baru pada zaman Gubernur Rosihan Arsyad,” katanya.
“Saya juga tidak bisa menyalahkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI yang menurunkan statusnya. Karena kita sekarang sudah tidak punya kegiatan lagi.
Kemenhub berpendapat rute luar negeri yang ada sebelum pandemi Covid-19, khusus yang banyak saat penyelenggaran Asian Games 2018 di Palembang. Kala itu banyak penerbangan langsung tujuan internasional, tapi sekarang tidak ada lagi.
Makanya kemarin ASSPI mencoba menjadi pioner untuk medical tourism ke luar negeri, karena selama ini banyak orang termasuk dari Sumsel berobat keluar negeri.
Meski kini belum terlaksana. Karena tak ada lagi penerbangan internasional, ini yang buat Kemenhub RI mengambil sikap. Namun perlu digarisbawahi, keputusan Menteri kan bukannya Al-Quran tidak bisa diubah. “Seharusnya ini menjadi trigger bagi kita untuk harus mengubah diri, jadi bukan harga mati,” pungkasnya.
Maka saran saya perbanyaklah kegiatan dan event berskala internasional di Kota Palembang atau Sumsel. Karena Pemerintah itu adalah regulator fungsinya, fasilitator, promotor, dan kontributor yang memberikan konstribusi untuk majunya daerah.
Bukannya eksekutor, jadi tidak berorientasi bisnis. Contoh kalau mau mengejar seperti Bali, tidak akan pernah terkejar. Ada satu sisi masalah keamanan. Jadi sebenarnya ayo bersama-sama, perbanyak event atau kegiatan yang berkelanjutan. Jangan bersifat temporary,”ujarnya.
Contohnya menyelenggarakan event olahraga harus bersama-sama Pemerintah Kota dan Provinsi melobi. “Kita contohkan jika ada event dokter, semua pasti kena imbasnya. Makanan, transportasi, hotel, bus, dan lain-lain,” kata dia. Meningkatnya transportasi dapat berdampak pada perputaran ekonomi. Banyaknya kegiatan akan meningkatkan income per kapita. Dengan status bandara domestik, orang luar terutama wisman akan berpikir ngapain ke Palembang jika harus transit Jakarta atau Batam.
“Palembang mesti menjadi Hub, namun perlu political will yang kuat dan goodwill dari Pemerintah karena Pemerintah sebagai pimpinan. Contoh wisata kesehatan itu berkaitan dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, dan Dinas Pemuda dan Olahraga.Termasuk UMKM sebagai tempat penyedia oleh-oleh dan Dinas Koperasi,” kata Evad.
Kepada pemimpin masa depan jangan sektoral, jangan bergerak sendiri-sendiri, sampai tumpang tindih. “Mendatangkan turis, harusnya Dinas Pariwisata juga bergerak. Tujuan wisata dikemas supaya pariwisata hidup.
Saya berharap semoga kedepannya Sumatera Selatan dan kota Palembang akan lebih biak lagi dengan bermacam-macam event,” tutup Evad. (Suriah)