Seni Gambuh : Wujud Kebinekaan dan Pelestarian Budaya RI

Kamis, 3 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selebritynews.id |Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan sebuah mahakarya seni tradisional Gambuh di Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024, sebagai komitmen memperkuat pelestarian budaya. Di tengah derasnya arus digitalisasi yang kian melaju, ancaman terhadap keberlanjutan tradisi budaya semakin jelas terasa. Untuk mengatasi tantangan ini, Kemendikbudristek berkomitmen memperkuat literasi budaya, khususnya di kalangan generasi muda, guna menjaga keberlangsungan seni dan budaya tradisional.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menyampaikan, “Kami yakin bahwa setiap langkah kecil dalam melestarikan budaya lokal berdampak besar dalam menjaga jati diri bangsa. Melalui acara ini, kami berharap generasi muda terinspirasi untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia. KNIU berkomitmen terus mendukung agar praktik terbaik Indonesia dalam empat pilar UNESCO diakui secara global, dengan harapan bahwa warisan budaya kita dapat menjadi inspirasi dunia dan solusi bagi tantangan global.”

Sendratari Gambuh, yang merupakan salah satu dari sembilan tarian Bali yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2015, ditampilkan dengan apik oleh Yayasan Bumi Bajra Sandhi melalui pertunjukan Gambuh Masutasoma. Pertunjukan ini tidak hanya memperlihatkan estetika dan kedalaman narasi mengenai pemaknaan semboyan negara, yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang tertulis dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, tetapi juga menyampaikan pesan regenerasi budaya dengan melibatkan penari anak-anak, remaja, dewasa, penyandang disabilitas, serta komunitas lintas daerah di Indonesia. Dengan tema Bhinneka Tunggal Ika, pertunjukan ini menekankan pentingnya menjaga keberagaman dan tradisi.

Ketua Komunitas Bumi Bajra, Ida Made Dwipayana, menegaskan bahwa Gambuh bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan suatu bentuk kebijaksanaan tradisional yang tetap relevan hingga masa kini.

“Gambuh Masutasoma membawa pesan penting tentang regenerasi budaya dan pelestarian tradisi, melibatkan berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang. Melalui pementasan ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap individu berhak belajar dan berpartisipasi dalam kebudayaan,” ujarnya.

Berangkat dari nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika, Koreografer Gambuh Masutasoma, Ida Ayu Wayan Arya Satyani, menambahkan bahwa cinta kasih menjadi fondasi utama dalam ajaran regenerasi budaya. “Kami ingin mengajarkan anak-anak untuk mencintai sesama, alam semesta, dan segalanya. Sebelum mereka sampai pada tahap toleransi, mereka harus terlebih dahulu menjadi pribadi yang penuh kasih,” ungkapnya.

Salah satu penari yang turut tampil, Alfad, yang berasal dari Aceh, menuturkan pengalamannya, “Dari Aceh ke Bali, bergabung dalam pertunjukan ini memberi saya kesempatan untuk mempelajari beragam budaya baru. Kali ini, pertunjukan kami juga memadukan budaya Bali, NTT, dan Aceh, sebuah kolaborasi yang saya harap dapat terus menjaga dan melestarikan kesenian kita. Saya yakin, melalui seni, kita bisa membawa nama Indonesia ke kancah dunia.”

Melalui pertunjukan Gambuh Masutasoma dalam Gateways Study Visit Indonesia 2024, Kemendikbudristek mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung regenerasi seni budaya Nusantara. Partisipasi aktif dalam berbagai program literasi budaya dan seni yang diinisiasi oleh pemerintah menjadi kunci bagi keberlangsungan tradisi luhur bangsa. Informasi lebih lanjut mengenai program-program budaya lainnya dapat diakses melalui laman resmi Kemendikbudristek

Red: Dd/Yd

Berita Terkait

Nestlé Philippines, SF Group of Companies’s Sunfood Marketing Inc. Forge Partnership to Boost Sustainable Coffee Farming
Sing It Loud for Teachers! Special Teachers’ Day Promo at Manekineko!
XRP News Today! SEC Approves ProShares’ XRP Futures ETFs: What It Means for the Crypto Market
ASMARA dan Kawan Muda 17 Gelar Fogging untuk Cegah DBD di Kampung Nibung
Fuel Your Karaoke Sessions with Our New Onigiri!
CRIF Launches New Tariff Impact Assessment Score to Help Businesses Navigate Rising U.S. Trade Pressures
Pemkab Tangerang Resmi Mulai Sekolah Gratis Untuk SD dan SMP Swasta
Jambore GRUF 2025: Ratusan Orang Muda NTT Unjuk Aksi Iklim, Tegaskan Gerakan Berkelanjutan

Berita Terkait

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:07

Nestlé Philippines, SF Group of Companies’s Sunfood Marketing Inc. Forge Partnership to Boost Sustainable Coffee Farming

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:43

Sing It Loud for Teachers! Special Teachers’ Day Promo at Manekineko!

Minggu, 4 Mei 2025 - 20:59

XRP News Today! SEC Approves ProShares’ XRP Futures ETFs: What It Means for the Crypto Market

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:44

ASMARA dan Kawan Muda 17 Gelar Fogging untuk Cegah DBD di Kampung Nibung

Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:48

Fuel Your Karaoke Sessions with Our New Onigiri!

Berita Terbaru

Event

Fuel Your Karaoke Sessions with Our New Onigiri!

Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:48