TiberiasSapaNews,-

Bertempat di gedung Gereja GMIM Tiberias Sapa di laksanakan ibadah Minggu 24 September 2023 sesi 1 jemaat Gmim Tiberias Sapa pada pukul 07.00 WITA , Sesuai jadwal wilayah Tenga Satu yang menjadi Khadim adalah ketua BPMJ Gmim Bethesda Pakuweru Pdt Ronny Komaling, S.Th.
Dalam khotbahnya Pdt Ronny Komaling:
TEMA : “BERMEGAH KARENA PEMBENARAN DAN PENDAMAIAN ALLAH”-
PA : Roma 5:1-11
Hasil pembenaran
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati –. 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. 5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! 5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Segala keuntungan dan hak istimewa berharga yang mengalir dari pembenaran, seharusnya mendorong kita bertekun untuk memastikan bahwa kita sendiri sudah dibenarkan, dan kemudian mengambil penghiburan yang diberikan kepada kita, serta melaksanakan kewajiban yang diminta dari kita. Buah-buah dari pohon kehidupan ini amat sangat berharga.
I. Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (ay. 1). Dosalah yang menimbulkan permusuhan antara kita dengan Allah. Dosa tidak saja menciptakan keterasingan, tetapi juga perseteruan. Allah yang kudus dan benar tidak mungkin dapat berdamai dengan seorang berdosa sementara orang itu terus berada di bawah kesalahan dosa. Pembenaran melenyapkan kesalahan itu dan dengan demikian membuat jalan bagi pendamaian. Begitulah kemurahan dan perkenan Allah kepada manusia, bahwa begitu hambatan itu disingkirkan, terjadilah pendamaian. Oleh iman kita berpegang erat pada lengan Allah dan kekuatan-Nya, dan dengan demikian berada di dalam damai (Yes. 27:4-5). Selain penghentian permusuhan, ada lebih banyak hal lagi di dalam pendamaian ini. Di dalamnya ada persahabatan dan kasih sayang, sebab Allah adalah lawan yang paling buruk atau sahabat yang paling baik. Abraham yang dibenarkan oleh iman, disebut sebagai sahabat Allah (Yak. 2:23), yang merupakan kehormatan baginya. Namun kehormatan itu bukanlah kehormatan yang khusus diberikan kepadanya seorang saja: sebab Kristus juga menyebut murid-muridNya sahabat (Yoh. 15:13-15). Pasti orang tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk membuatnya berbahagia selain memiliki Allah sebagai sahabatnya! Tetapi pendamaian ini hanya terjadi melalui Tuhan Yesus kita, melalui Dia sebagai juru damai agung, Pengantara antara Allah dan manusia, Sang Pahlawan yang terberkati itu, yang telah membentangkan tangan-Nya di antara Allah dan manusia. Adam, ketika berada di dalam keadaan tidak berdosa, memiliki damai dengan Allah secara langsung, sehingga tidak membutuhkan pengantara semacam itu. Tetapi bagi orang berdosa yang bersalah, merupakan hal yang sangat mengerikan untuk berpikir tentang Allah di luar Kristus, karena Dia-lah damai sejahtera kita (Ef. 2:14). Ia tidak saja menjadi pendamai, tetapi juga merupakan pokok dan pemelihara damai bagi kita (Kol. 1:20).
II. Kita beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini, dan di dalam kasih karunia ini kita berdiri (ay. 2). Ini adalah hak istimewa kita selanjutnya. Kita tidak saja memperoleh damai sejahtera, tetapi juga mendapat kasih karunia, yaitu kemurahan ini.