JAKARTA – Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Itu sebabnya, sektor UMKM perlu dukungan berkelanjutan agar dapat semakin meningkatkan daya saing usaha milik masyarakat. Salah satu pihak yang turut mengambil peran dalam memberdayakan UMKM ialah PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Republik Inodnesia (Kemendag RI) Isy Karim menyampaikan apresiasinya terhadap PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) dalam acara Ngobrol Bareng UMKM Maju untuk Indonesia di Jakarta, Selasa (14/11/2023), atas upayanya yang konsisten untuk mendukung peningkatan daya saing UMKM, khususnya toko kelontong anggota Sampoerna Retail Community (SRC).
“Kehadiran SRC menurut kami berkah buat pemerintah karena ikut membantu pemberdayaan UMKM khususnya toko kelontong,” ujar Isy.
Ia menuturkan, pendampingan yang dilakukan SRC terbukti mampu membantu UMKM untuk naik kelas, utamanya melalui pemanfaatan teknologi. Para pelaku UMKM, katanya, memang perlu mengadaptasi digitalisasi agar bisa naik kelas dari usaha kecil menjadi menengah hingga besar.
“Digitalisasi adalah keniscayaan sehingga para pelaku UMKM harus bisa beradaptasi dan bersaing di tengah perubahan dunia usaha yang sangat dinamis,” papar Isy.
Pada kesempatan yang sama, Christina Rahayuningtyas, Manager Commercial Ecosystem Development PT SRC Indonesia Sembilan menyampaikan, SRC berkomitmen mewujudkan UMKM Indonesia naik kelas, sejalan dengan program Pemerintah Indonesia.
Hal ini tertuang dalam berbagai program pengembangan dan penguatan toko kelontong yang berbasis inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah.
“Kami bersyukur, kehadiran SRC dapat menciptakan dampak positif yang tidak hanya dirasakan oleh para pemilik toko kelontong anggota SRC, tetapi juga masyarakat luas,” kata Christina.
Ia mengutip riset Tim Riset Kompas Gramedia (KG Media) bertajuk “Ekosistem SRC untuk Indonesia” yang memperkirakan bahwa kontribusi Toko SRC bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2023 mencapai sebesar Rp236 triliun atau setara dengan 11,36% dari PDB retail nasional pada 2022.
SRC pertama kali hadir di Medan, Sumatra Utara pada 2008 lalu. Kini, 15 tahun setelahnya, jumlah anggota SRC di seluruh Indonesia telah mencapai lebih dari 243.000 Toko SRC yang tergabung dalam 8.200 paguyuban, serta aktif berkolaborasi dengan 6.300 Mitra SRC yang merupakan toko grosir.
Christina lantas menegaskan bahwa SRCIS tidak akan berhenti di sini. “SRC akan terus berperan aktif dan menjadi yang terdepan dalam mendukung UMKM terus melaju untuk mendukung perjalanan Indonesia jadi lebih baik,” ucapnya.
Salah satu perwakilan pemilik Toko SRC, Hasanudin, turut membagikan pengalamannya di acara tersebut. Ia mengatakan sejak bergabung dengan SRC di tahun 2017, melalui berbagai pendampingan dan pelatihan dari SRCIS, omzet usahanya terbantu untuk berkembang pesat.
“Saya masuk SRC langsung didampingi mentor, dari warung yang berantakan banyak gantungan dibina untuk rapi, bersih dan terang. Dampaknya terasa, omzet bertambah sekitar 300%,” paparnya.
Senada, Salim Mubarok, Pemilik Mitra SRC Salim mengatakan dengan bergabung menjadi Mitra SRC, usaha grosirnya berkembang dan saat ini sudah mempekerjakan 7 karyawan. Omzet, klaimnya, juga meningkat 3 kali lipat. Mitra SRC terdiri dari para pedagang grosir yang berperan memasok produk ke Toko SRC atau ritel lainnya.
“Saya berharap SRC terus berikan pendampingan dan motivasi buat kami. Yang saya lihat, SRC beri kami kail, dikasih jala [bukan ikan] yang berguna untuk seterusnya,” katanya.
Isy berharap, SRC dan pelaku UMKM dapat terus berinovasi dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam rangka meningkatkan kapasitas UMKM, khususnya pemilik toko kelontong.
Ia memberi motivasi dan semangat agar UMKM seperti toko kelontong SRC semakin maju lagi. “Sehingga lebih banyak lagi UMKM yang usahanya maju menuju Indonesia yang lebih baik, Indonesia Emas 2045,” tutup Isy.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES