BOGOR, SELEBRITYNEWS – Sekretariat Bersama Wartawan Media Online (Sekber WMO) wadah pemersatu media siber menggelar dialog publik dan refleksi akhir tahun 2023 bersama para pelaku UKM alas kaki Tamansari. Kegiatan tersebut berlangsung di Kp Cicadas RT 01 RW 02 Desa Sukaluyu Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, Sabtu (23/12/23).
Selain para anggota Sekber WMO, hadir para pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) alas kaki di wilayah Tamansari, Petugas Pegawas Tenaga Kerja (Wasnaker) Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat Drs H Andrie Santosa, SH, MH, Ketua Umum Sekber WMO, Seh Ahmad, SH, MH, Ketua Pokjawan Kota Bogor yang juga tokoh masyarakat Tamansari H Ahyar Matondang, SIP, pengusaha alas kaki yg juga mantan kepala desa Sukaresmi H Matin, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bogor Irwansyah, SH, MH dan Sekertaris MIO Indonesia Indra S. Siregar. Kegiatan dialog dipandu Sekretaris Umum Sekber WMO Abdul Manan.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Sekber WMO Seh Ahmad mengatakan yang dilaksanakan menjelang akhir tahun 2023 ini, bertujuan untuk membantu menampung aspirasi para pelaku UKM alas kaki Tamansari. Dimana pesatnya perkembangan dunia digital atau online membuat para pelaku UKM konvensional mengalami kendala dan penurunan omset.
“Kadiran kami sebagi organisasi wartawan online, akan mencoba dan berusaha untuk melakukan publikasi terkait keberadaan UKM alas kaki di wilayah Tamansari dan sekitarnya untuk bisa bersaing dalam memasarkan produk,” kata Seh Ahmad.
Sementara H Ahyar Matondang mengungkapkan sudah selayaknya para pelaku UKM alas kaki Tamansari yang jumlahnya cukup banyak itu, untuk bisa dibantu dalam mengembangkan produksinya.
Selain itu, kata Ahyar para pelaku UKM alas kaki perlu mendapat pengetahuan tentang hukum karena selama ini, banyak pelaku UKM alas kaki menjadi korban para pengusaha yang tidak bertanggung jawab khususnya terkait merek produk.
Ketua LBH Bogor Irwansyah memberikan pencerahan kepada pelaku UKM alas kaki bahwa lebih baik para pelaku UKM tersebut mampu menciptakan hasil produksi yang memiliki brand atau merek sendiri. Karena selama ini tidak sedikit produk mereka hanya meniru merek dipasaran yang dianggap populer.
“Untuk bisa bersaing dipasaran, para pelaku UKM alas kaki harus bisa memanfaatkan teknologi modern standar pabrik sehingga hasil produksi memiliki nilai tambah,” ujarnya.
Mewakili para pelaku UKM alas kaki Tamansari, H Matin menjelaskan keluhan dan kendala pelaku usaha alas kaki Tamansari sebenarnya bukan masalah permodalan tetapi yang paling penting ialah bagaimana hasil produksi mereka bisa dipasarkan.
“Semejak adanya covid, perdagangan melalui online dan banyaknya produk dari Cina, pelaku usaha alas kaki yang mengalami gulung tikar. Adapun yang masih bertahan hanya mengandalkan pemesanan seadanya,” jelasnya.
H. Matin berharap pemerintah bisa memberikan pelatihan SDM dan terpenting mampu menciptakan pemasaran hasil produksi pelaku usaha alas kaki. (**)