Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan pidato politik dalam acara Suara Muda Indonesia untuk Prabowo-Gibran di Jakarta, Sabtu (27/1).(Foto, Dok : Istimewa)
JAKARTA, Selebritynews.id – Sebagai negara yang besar, Indonesia haruslah memiliki kemandirian ekonomi. Sebab Indonesia memiliki modal yang menjanjikan misalnya dari sisi jumlah penduduk, potensi ekonomi yang besar, geografi yang luas dan kekayaan alamnya.
Kemandirian ekonomi adalah suatu kondisi di mana sebuah negara dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri tanpa terlalu bergantung pada impor dari negara lain. Dan di tengah dinamika ekonomi global, Indonesia berusaha untuk meningkatkan kemandirian ekonominya.
Hal tersebut kembali ditekankan oleh Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan pidato politik dalam acara Suara Muda Indonesia untuk Prabowo-Gibran di Jakarta, Sabtu (27/1).
Pada kesempatan tersebut, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan bila Bangsa Indonesia kita memiliki momentum untuk dapat melompat jauh menjadi lebih maju, lebih berdaulat, lebih kuat, dan memenangkan persaingan ke depan. Syaratnya, kita sebagai warga negara harus mampu saling mendukung dan saling bekerja sama sebagai sebuah bangsa.
Ketua Dewan Pembina Barisan Pemuda Bersama Gibran (BAPER), Ir. Muhammad Lutfi Setiabudi, ST, MT, MM, IPM mengatakan bila argumen Gibran Rakabuming Raka terkait kemandirian ekonomi Indonesia merupakan suatu hal yang realistis untuk diwujudkan.
Memang, lanjut Muhammad Lutfi Setiabudi, ada sejumlah tantangan menuju kemandirian ekonomi seperti Indonesia yang masih harus melakukan pemerataan infrastruktur hingga tergantung pada ekspor komoditas tertentu seperti minyak, gas alam, dan produk pertanian.
Di tengah sejumlah tantangan tersebut, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP hadir untuk mengajak generasi muda, baik milenial maupun Generasi Z menjawab tantangan yang ada.
Sebab ada sejumlah langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia misalnya diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor industri bernilai tambah, seperti manufaktur, teknologi, dan jasa, untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas.
Indonesia haruslah mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital untuk menciptakan ekonomi baru. Sebab inovasi teknologi saat ini telah memungkinkan semua profesi baik itu petani, nelayan, perajin, pekerja pabrik, hingga pengusaha UMKM untuk menjalankan pekerjaannya secara lebih smart dan lebih produktif.
“Ini adalah kesempatan besar dan harus terus dimanfaatkan agar ekonomi rakyat semakin pesat dan meningkat,” tegas Muhammad Lutfi Setiabudi.
Selain itu, keberhasilan kemandirian ekonomi juga memerlukan infrastruktur yang memadai. Percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, pelabuhan, dan listrik, akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi kunci.
Dan yang tak kalah penting, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP juga harus paham bila kemandirian ekonomi mencakup kemampuan untuk memproduksi dan mengembangkan teknologi.
Hal tersebut perlu menjadi perhatian karena Indonesia masih sangat bergantung pada impor teknologi tinggi, sehingga pengembangan sumber daya manusia dan industri teknologi nasional sangat penting.
“Karenanya, investasi dalam riset dan inovasi menjadi kunci untuk mengembangkan industri-industri berbasis pengetahuan. Perlu adanya dorongan untuk penelitian dan pengembangan dalam berbagai sektor,” jelas Muhammad Lutfi Setiabudi.
Tak hanya itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan juga berguna untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu bersaing dalam pasar kerja global. Sebab milenial dan Generasi Z adalah kunci keberhasilan Indonesia di masa depan dan karenanya fokus pengembangan generasi muda menjadi krusial.
Khusus untuk anak muda yang ingin berusaha, Gibran Rakabuming Raka menjanjikan sejumlah dukungan, salah satunya adalah ‘Kredit Startup Milenial’ yang akan menjadi salah satu solusi pemodalan bagi anak muda masa kini.
“Dengan begitu, Indonesia akan memiliki barisan generasi muda yang siap menjawab tantangan zaman sekaligus mendorong investasi dalam berbagai sektor ekonomi,” lugasnya.
Menurut Muhammad Lutfi Setiabudi, tantangan-tantangan tersebut bisa dijawab bila Indonesia memiliki sosok pemimpin yang tegas dan visioner seperti Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kedua sosok tersebut menurutnya memiliki visi jelas di semua sektor.
Semangat dan tekad keduanya tentu perlu didukung oleh gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP dengan sokongan dari milenial maupun Generasi Z. Sebab visi keduanya dengan jelas bisa dilihat dari semangat untuk melanjutkan hilirisasi ekonomi yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Hilirisasi ekonomi merupakan strategi penting untuk meningkatkan nilai tambah sektor ekonomi suatu negara dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi.
Dalam konteks Indonesia, hilirisasi dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, menurut Muhammad Lutfi Setiabudi, bertekad untuk melanjutkan hilirisasi ekonomi dengan melakukan proses transformasi yang mencakup pengolahan, manufaktur, dan pengembangan produk hingga mencapai tahap yang lebih kompleks. Bagi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk pengembangan industri dan inovasi.
Melihat hal tersebut, hilirisasi menjadi kebijakan yang patut didukung. Berkaca pada data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor hilirisasi sepanjang Januari hingga September 2023 sudah mencapai Rp 266 triliun.
Hilirisasi pun sudah memberikan kontribusi besar pada pendapatan negara. Jika pada tahun 2014 sampai 2015 Indonesia hanya menghasilkan kurang lebih Rp31 triliun dari ekspor bahan mentah, setelah hilirisasi angka tersebut melonjak menjadi Rp510 triliun.
Tak hanya itu, menurut Gibran Rakabuming Raka, hilirisasi sangatlah berguna, bukan hanya untuk meningkatkan nilai tambah bagi suatu produk, namun juga menciptakan lapangan kerja hingga 19 juta lapangan kerja dalam 5 tahun ke depan. Dan ini bisa menjadi peluang khususnya untuk generasi Milenial, Gen Z, perempuan, dan disabilitas.
“Bayangkan bila semua sektor sudah di hilirisasi, BAPER siap menjadi bagian dari sukses ekonomi mandiri dan mendukung semua program yang berujung kepada terciptanya ruang kerja bagi para pemuda yang memiliki talenta untuk menjadi entrepreneur Indonesia di masa depan.” pungkas Muhammad Lutfi Setiabudi.
Satu hal lagi yang perlu sama-sama dipahami, kedaulatan tertinggi ditangan rakyat sangat jelas teramanahkan dalam pancasila dan UUD 1945, salah satu kedaulatan rakyat adalah tentang ekonomi mandiri.
Sedangkan kita semua paham bahwa masyarakat produktif itu sekarang harus kita bentuk karakter nya agar gayung bersambut, artinya kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat itu sangat penting tersinergi, keterlibatan pemuda harus dikedepankan sebagai embrio dan masyarakat produktif, pemuda yang visoner sangat diperlukan untuk menuju indonesia emas, tetapi tidak boleh meninggalkan budaya Asli kita, yaitu selalu mohon restu dan doa orang tua.
“Jangan sampai kita termakan oleh narasi yang menjebak seperti ucapan salah satu paslon yang menjudge ‘Ibu bertanggung jawab atas dosa dari anak yang tidak mempunyai etika’. Dengan apa yang dilakukan oleh Gibran, menunjukkan bahwa beliau sangat memegang teguh kesopanan kepada para kompetitornya dengan menjabat tangan seraya meminta maaf,” pungkas Lutfi menutup pembicaraan.(Shanty)