Bitcoin, aset kripto terkemuka, mengalami penurunan lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir menjadi $67,900, melanjutkan penurunan dari level tertinggi terbaru yang mendekati $72,000.
Ether, koin terbesar kedua, juga turun di bawah $3,550. Sementara Indeks CoinDesk 20 turun 1% menjadi 2,370 poin, mencerminkan sentimen negatif di pasar kripto.
Penurunan harga ini diikuti oleh keluarnya dana sebesar $64.9 juta dari ETF bitcoin spot yang terdaftar di AS. Ini merupakan kerugian pertama sejak 23 Mei, menurut data Farside Investors. Meskipun arus masuk baru-baru ini kuat, minat tersebut lebih banyak berasal dari perdagangan basis non-directional daripada taruhan bullish langsung.
Pengaruh di Pasar Tradisional
Saham China turun lebih dari 1%, memimpin kerugian di indeks ekuitas Asia di tengah kekhawatiran pasar properti yang berlarut-larut dan laporan bahwa Bank of Japan mungkin akan mengurangi pembelian obligasi minggu ini.
Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar dolar terhadap sekeranjang mata uang fiat utama, menguat selama dua hari berturut-turut sementara harga obligasi AS yang dianggap sebagai aset aman naik, menurunkan imbal hasil. Imbal hasil obligasi 10 tahun turun tiga basis poin menjadi 4.45%.
Dampak Terhadap Pasar Kripto di Indonesia
Penurunan harga Bitcoin ini memiliki dampak signifikan terhadap pasar kripto di Indonesia. Bitcoin sering dianggap sebagai indikator kesehatan pasar kripto karena dominasi dan popularitasnya. Ketika Bitcoin turun, investor mungkin merasa cemas dan enggan untuk berinvestasi lebih lanjut.
Dengan semakin banyaknya investor yang memantau pergerakan harga BTC IDR (Bitcoin ke Rupiah Indonesia), fluktuasi harga global seperti ini dapat memengaruhi sentimen dan aktivitas perdagangan lokal, yang pada gilirannya dapat mengurangi volume perdagangan dan likuiditas di pasar.
Fransiskus, Product Manager Bittime, menyatakan, “Penurunan harga Bitcoin menunjukkan betapa dinamisnya pasar kripto. Investor di Indonesia harus selalu waspada terhadap perubahan global yang dapat memengaruhi harga BTC IDR. Di Bittime, kami berkomitmen untuk menyediakan platform yang aman dan andal bagi para investor untuk mengelola portofolio kripto mereka dengan lebih baik. Kami yakin bahwa edukasi dan informasi yang tepat adalah kunci untuk menghadapi volatilitas pasar ini.”
Ketidakpastian Politik dan Ekonomi
Keberhasilan partai-partai sayap kanan dalam pemilu Eropa baru-baru ini dan pengumuman cepat hasil jajak pendapat (quick poll) di Prancis menimbulkan kekhawatiran tentang persatuan Uni Eropa. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar.
Selain itu, data inflasi AS (CPI) dan keputusan suku bunga oleh The Fed pada hari Rabu membuat investor tetap waspada. Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada hari Rabu juga akan mengungkap proyeksi terbaru bank sentral, termasuk perkiraan suku bunga di masa depan.
Kesimpulan
Penurunan harga Bitcoin baru-baru ini menyoroti betapa dinamisnya pasar kripto dan pentingnya memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. Bagi investor Indonesia, memantau perkembangan global dan bagaimana mereka memengaruhi BTC IDR adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Untuk informasi lebih lanjut tentang harga BTC IDR dan bagaimana mengoptimalkan investasi Anda dalam Bitcoin, kunjungi Bittime.
Tentang Bittime
Bittime melalui PT Utama Aset Digital Indonesia adalah platform investasi aset kripto yang telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo). Bittime juga merupakan anggota Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO).
Selaku platform investasi aset kripto, Bittime memiliki visi untuk memanfaatkan teknologi blockchain demi menghadirkan akses menuju kemerdekaan finansial yang adil bagi semua orang, terlepas dari lokasi atau posisi keuangan mereka.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES