Sejarah Batik Tulis dan Batik Cap di Indonesia

Selasa, 15 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batik merupakan salah satu budaya Indonesia yang mendunia. Karya seni yang rumit dan indah ini telah dikenal hingga skala internasional.

Kalau dilihat sekilas, batik memang tampak sama saja. Namun, ternyata batik ada banyak jenisnya. Jika ditinjau dari proses produksinya, batik dibedakan menjadi dua, yaitu batik tulis dan batik cap.

Seperti namanya, batik tulis dibuat dengan cara ditulis menggunakan canting oleh perajin batik. Sedangkan untuk batik cap, motifnya dibuat dengan alat cap khusus.

Namun, tahukah Anda, bagaimana sejarah atau asal mula batik? Berikut ini adalah sejarah batik tulis dan batik cap di Indonesia.

Sejarah Batik Tulis

Mengutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, batik sudah dikenal dari zaman Kerajaan Majapahit. Kemudian, batik mulai dikenal luas di Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Kata “batik” sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu “ba” dari “amba” yang artinya menulis dan “tik” yang berarti titik. Istilah tersebut digunakan karena menggambarkan cara membuat titik-titik atau pola menggunakan lilin pada kain.

Mulanya, batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang akan dipakai oleh keluarga raja. Pembuatan batik juga hanya terbatas di dalam lingkungan keraton. Namun, seiring waktu, banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton dan membawa batik keluar hingga akhirnya ditiru oleh masyarakat.

Dalam proses membatik, kain yang digunakan adalah kain tenunan sendiri, sementara pewarnanya terbuat dari tumbuh-tumbuhan, seperti pohon mengkudu, tinggi, saga, dan nila. Selain itu, selama proses membatik juga menggunakan soda abu dan tanah lumpur.

Sejarah Batik Cap

Pada pertengahan abad ke-19, teknik batik cap mulai dikenal di Indonesia. Teknik ini diperkenalkan oleh Raffles. Dia terinspirasi oleh pakaian India yang motifnya dibuat menggunakan pola yang dicap.

Para sejarawan menyebutkan bahwa di Palembang ditemukan peninggalan alat kuno untuk membuat cap batik yang berbahan kayu. Kemudian, pola cap dengan bahan malam ditemukan di Aceh pada akhir abad ke-19.

Teknik batik cap ini berdampak besar pada produksi batik di Indonesia. Para pengusaha dari Arab dan Cina menilainya sebagai potensi bisnis yang bagus dan lebih menguntungkan dari segi finansial. Para pengusaha tersebut kemudian mengadakan pelatihan-pelatihan yang tentunya berperan besar dalam penyebaran teknik batik cap di wilayah pesisir Jawa bagian utara.

Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa pembuatan batik cap mulai dikenal setelah terjadinya Perang Dunia I pada 1920.

Di daerah Ponorogo, teknik batik cap ini dibawa pertama kali oleh Kwee Seng, seorang keturunan Cina dari Banyumas. Pada awal abad ke-20, daerah Ponorogo mulai dikenal dengan batik cap khasnya yang tidak mudah luntur. Kini Ponorogo menjadi salah satu pusat batik cap terbesar di Indonesia.

Demikianlah sejarah batik tulis dan batik cap di Indonesia. Sebagai bangsa yang baik, sudah seharusnya kita mengetahui asal mula dari kesenian khas nusantara tersebut. Setelah tahu, kita pun harus mencintai dan melestarikan batik yang merupakan warisan budaya bangsa.

Berita Terkait

Ketum Gapersus: Gali Potensi Penguatan Ekonomi Lokal Kunci Wujudkan “Bogor Istimewa”
Padepokan Cimande Tarikolot Nusantara Hadiri Acara Puncak Taman Mangruve
Peran Media Siber Nusantara dan Medsos Dalam Semangat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Asal Usul Wedang Ronde, Minuman Hangat Kaya Manfaat
BUPATI SAMOSIR VANDIKO TIMOTIUS GULTOM HADIRI PERESMIAN KANTOR SEKRETARIAT DPP PPRNB
Ketua Kpu Malaka : Masyarakat Harus Manfaatkan Masa Tenang Untuk Memastikan Figur Pemimpin Yang di Pilih
5 Alasan Hunian Ramah Lingkungan Makin Diminati
Soto Lamongan: Kuliner Khas Jawa Timur yang Melegenda

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:51

Ketum Gapersus: Gali Potensi Penguatan Ekonomi Lokal Kunci Wujudkan “Bogor Istimewa”

Minggu, 5 Januari 2025 - 23:11

Padepokan Cimande Tarikolot Nusantara Hadiri Acara Puncak Taman Mangruve

Kamis, 12 Desember 2024 - 06:12

Peran Media Siber Nusantara dan Medsos Dalam Semangat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Minggu, 24 November 2024 - 23:40

Asal Usul Wedang Ronde, Minuman Hangat Kaya Manfaat

Minggu, 24 November 2024 - 19:47

BUPATI SAMOSIR VANDIKO TIMOTIUS GULTOM HADIRI PERESMIAN KANTOR SEKRETARIAT DPP PPRNB

Berita Terbaru

Event

Have you ever heard of Bustos, Bulacan?

Minggu, 9 Mar 2025 - 21:58