SelebrityNews.id ,Jakarta – 11 Maret 2025 UOB secara rutin menggelar peningkatan literasi keuangan bagi generasi muda dengan menyelenggarakan Media Literacy Circle. Kali ini, UOB menggelar event tersebut di sebuah hotel di kawasan Kuningan, Jakarta, Selatan, Selasa (11/2). Mengusung tema Investasi via Digital: Strategi Kelas Menengah di Tengah Biaya Hidup Tinggi serta Gejolak Pasar, UOB menghadirkan dua narasumber yakni Chief Economist UOB Enrico Tanuwidjaja dan Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret.
Dalam kesempatan tersebut, kedua narasumber memaparkan sejumlah data menarik. Diantaranya, Penurunan Kelas Menengah di Tengah Gejolak Ekonomi dan Literasi Keuangan Masyarakat dan Tantangan Digitalisasi.
Chief Economist UOB Enrico Tanuwidjaja menjelaskan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir, dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah. Penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang ada diantara kelas menengah dan rentan miskin. Data BPS menunjukkan pada 2024, sebanyak 137,5 juta orang atau 49,22% dari total penduduk masuk dalam kategori ini.
BPS juga memperingatkan banyak dari penduduk kelas menengah saat ini berada di ambang batas bawah kelompok mereka dengan pengeluaran rata-rata sekitar Rp 2,04 juta per kapita per bulan. Sehingga ada kerentanan jika terganggu, kelompok ini akan masuk kembali ke aspiring middle class.
Terkait kondisi tersebut, Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret menyampaikan bahwasanya perlu UOB Indonesia memandang pentingnya perencanaan keuangan yang lebih cermat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan finansial kelas menengah.
“UOB Indonesia membagikan rumus perencanaan keuangan yang dibagi ke dalam tiga (3) hal. Pertama, alokasikan dana untuk menabung (SAVINGS) sebesar 10-20%. Selanjutnya adalah kebutuhan dasar (NEEDS) berkisar 70-85% serta keinginan (WANTS) sebesar 5-10%,” ungkap Vera.
Lebih lanjut Vera menjelaskan bahwa Dalam menghadapi tren digitalisasi keuangan, UOB Indonesia menekankan pentingnya peningkatan literasi keuangan untuk menciptakan kelas menengah yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
UOB Indonesia sendiri, secara rutin melaksanakan kegiatan literasi keuangan, baik kepada rekan-rekan media, bersama komunitas, termasuk menjadi pembicara di berbagai kesempatan.
Melalui literasi yang memadai, UOB Indonesia berharap masyarakat akan lebih memahami dasar-dasar investasi dan mengelola risiko dengan baik, serta membantu kelas menengah Indonesia mempertahankan daya beli dan stabilitas keuangan, bahkan dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Mengikuti perkembangan di era digital, UOB Indonesia meluncurkan Digital Wealth atau fitur pembelian dan pengelolaan produk reksadana secara digital di aplikasi UOB TMRW.
Melalui fitur terbaru ini, UOB menghadirkan kemudahan bagi nasabah dalam mengakses berbagai pilihan reksa dana yang sesuai dengan profil risiko mereka. Selain itu, nasabah bisa melakukan Beli/Top Up, Jual, dan Alihkan portofolio investasi cukup dari satu aplikasi.
Investasi juga menjadi lebih mudah dengan penjadwalan bulanan, serta mengecek riwayat transaksi atau portofolio investasinya secara digital untuk kenyamanan dan transparansi nasabah.