Jalan Hilirisasi: Investasi Baja, Investasi Masa Depan

Selasa, 3 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah gelombang hilirisasi nasional yang digaungkan dari sektor nikel, tembaga, hingga sawit, satu sektor mulai mengambil posisi sentral dalam narasi pertumbuhan: baja. Dalam sesi diskusi interaktif di Indonesia Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 lalu, Dedi Latip, Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, menyampaikan strategi pemerintah untuk menjadikan industri besi-baja sebagai pengungkit produktivitas dan ekspor bernilai tambah tinggi.

Lompatan Investasi Baja

Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan transformasi ekonomi dari industri sektor primer menjadi industri hilir yang bernilai tambah. Investasi yang mengalir ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya meningkat sebesar 152% dari Rp 94,6 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 238,4 triliun 2024.

“Besi dan baja adalah salah satu dari sebelas komoditas prioritas nasional dalam agenda hilirisasi strategis. Ini bukan hanya bahan konstruksi—ini fondasi industrialisasi,” tegas Dedi.

Menjawab Target Ambisius

Target Presiden Prabowo Subianto adalah pertumbuhan ekonomi 8% per tahun selama periode 2025–2029. Untuk mencapainya, dibutuhkan investasi senilai Rp13.032 triliun, dengan porsi swasta mencapai 86,6%. BKPM memproyeksikan sektor logam dasar akan menjadi salah satu penopang utama, termasuk besi-baja, yang pada 2045 diperkirakan mengalami lonjakan konsumsi nasional hingga 100 juta ton per tahun.

Dalam diskusi yang dimoderatori Akbar Djohan, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, BKPM juga menyatakan telah menyusun Roadmap Hilirisasi Baja 2023–2029, yang menetapkan target kapasitas produksi dan ekspansi dari hulu (billet, slab) hingga hilir (plate, HRC, pipe, wire mesh).

Beberapa capaian bahkan melampaui target fase pertama:

• Steel Plate tercapai 312,8% dari target,

• Steel Slab 215%,

• Steel HRC 391%,

namun di sisi hilir seperti Wire Mesh dan Coated Steel, capaian masih rendah dan butuh dukungan investasi lanjutan.

Harmonisasi Regulasi dan Fiktif Positif

Menyadari bahwa perizinan masih menjadi momok bagi pelaku industri, pemerintah melalui UU No. 6/2023 dan PP 5/2021 memperkenalkan konsep Fiktif Positif, yakni jika permohonan izin tidak diproses dalam waktu tertentu, maka dianggap disetujui secara hukum.

Kita tidak boleh menghambat investasi dengan prosedur administratif yang berlapis-lapis. Sekarang, bila semua syarat lengkap, izin otomatis keluar lewat sistem OSS,” papar Dedi.

BKPM kini memegang kewenangan untuk menerbitkan izin di 16 sektor prioritas melalui satu pintu sistem OSS berbasis risiko. Klasifikasi risiko ditentukan dari rendah (cukup NIB) hingga tinggi (NIB + izin usaha terverifikasi).

Insentif dan KEK untuk Baja

Untuk mendorong investasi lebih dalam sektor ini, BKPM menyiapkan insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan masterlist bahan baku. Selain itu, pembangunan 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan lebih dari 160 kawasan industri di seluruh Indonesia menjadi sarana penting distribusi investasi besi-baja ke luar Pulau Jawa.

Pemerintah juga fokus pada promosi aktif. Lewat forum-forum investasi seperti di Davos, G20, dan Regional Investment Forum, BKPM mengidentifikasi perusahaan global pemilik teknologi unggul di sektor hilirisasi baja untuk dijajaki kemitraannya dengan BUMN dan pelaku nasional.

Tantangan: Neraca Perdagangan Masih Defisit

Meski investasi dan kapasitas produksi meningkat, neraca perdagangan besi-baja masih defisit. Ekspor baja nasional sepanjang 2023 hanya US$2,99 miliar, sementara impor tembus US$9,19 miliar. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas belum sepenuhnya termonetisasi menjadi produk hilir bernilai ekspor tinggi.

Dedi menekankan pentingnya dukungan sektor pengguna—dari otomotif, maritim, hingga pertahanan—untuk menyerap baja dalam negeri. Di sinilah kerja sama lintas sektor, seperti yang digagas melalui ISSEI 2025, menjadi krusial.

ISSEI 2025, yang digelar selama dua hari di Jakarta Convention Center, merupakan hasil sinergi IISIA dan SEAISI, menghadirkan lebih dari 150 peserta pameran dan ribuan pemangku kepentingan industri. Tahun ini, ISSEI mengangkat semangat “Baja Nasional, Daya Saing Regional”, sebagai platform strategis mempertemukan regulator, investor, dan pelaku industri pengguna dalam menyusun peta jalan kolaboratif menuju Indonesia Emas 2045. (*)

Tentang Krakatau Steel Tbk

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi baja dan beroperasi di Cilegon, Banten. Didirikan pada tahun 1970 sebagai kelanjutan dari Proyek Besi Baja Trikora yang diinisiasi Presiden Soekarno, perusahaan ini memulai produksi pipa spiral pada tahun 1973 dan terus mengembangkan kualitas produk dengan memperoleh berbagai sertifikasi internasional seperti API 5L, BC1, ISO 9001, ISO 14001, ISO 17025, dan Sistem Manajemen Pengamanan dari POLRI. Pada tahun 2010, Krakatau Steel melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dan resmi menjadi perusahaan terbuka dengan kode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan berkomitmen menjalankan bisnis secara profesional dengan prinsip tata kelola yang baik, serta terus berinvestasi untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.

Hingga akhir 2022, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi sebesar 4 juta ton per tahun, dengan produk unggulan seperti Baja Lembaran Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat. Melalui anak usahanya, perusahaan juga memproduksi Pipa Baja Spiral, Pipa Baja ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil untuk kebutuhan industri migas dan konstruksi. Selain produksi baja, Krakatau Steel mengembangkan fasilitas pendukung seperti pelabuhan, penyediaan air industri, dan pembangkit listrik guna menciptakan ekosistem industri baja yang terintegrasi. Dengan kekuatan infrastruktur dan kualitas produk, Krakatau Steel tidak hanya mendominasi pasar domestik, tetapi juga dipercaya sebagai mitra ekspor oleh perusahaan asing, dalam rangka memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri baja regional dan global.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

China’s Young Consumers Are Ditching the Pressure—and Choosing Brands That Actually Care
Your Ultimate Guide to Botox and Masseter Botox in Quezon City: What to Expect at MOLD Manila
Tampil Percaya Diri Sejak Dini di Hublife
Bitcoin Tops $119K—Ready to Lock in 7% Daily Returns Without the Headaches?
From XRP’s “Roller Coaster” to a New Era of Stable Yields: How BTC Miner Is Leading a Cloud‑Mining Revolution with Up to 7% Daily Returns
We do not produce Bitcoin, we just allow users around the world to participate in the passive income brought by Bitcoin → BTC Miner CEO
Zeroten Park’s The Company Unveils Plug-and-Play Workspace in Makati, Unlocking Seamless Expansion for Startups and Multinationals
Cara Toilet Training Doggy Agar Tidak Pipis Sembarangan

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 21:56

China’s Young Consumers Are Ditching the Pressure—and Choosing Brands That Actually Care

Rabu, 30 Juli 2025 - 21:55

Your Ultimate Guide to Botox and Masseter Botox in Quezon City: What to Expect at MOLD Manila

Rabu, 30 Juli 2025 - 21:10

Tampil Percaya Diri Sejak Dini di Hublife

Rabu, 30 Juli 2025 - 20:09

Bitcoin Tops $119K—Ready to Lock in 7% Daily Returns Without the Headaches?

Rabu, 30 Juli 2025 - 19:46

We do not produce Bitcoin, we just allow users around the world to participate in the passive income brought by Bitcoin → BTC Miner CEO

Berita Terbaru

Event

Tampil Percaya Diri Sejak Dini di Hublife

Rabu, 30 Jul 2025 - 21:10