Yon Moeis, Wartawan Senior: Buku ‘Intel Juga Manusia’ Karya Sri Radjasa Chandra, Layak Dibaca!

Rabu, 22 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Menambah kawan baru ternyata tidak membutuhkan waktu panjang dan lama. Hanya dengan menyebut judul buku, saya berkenalan dan pasti berkawan dengan seseorang bernama; Sri Radjasa Chandra. Dia yang telah mengabdikan separuh dari usianya di dunia intelijen.

“Bang Radjasa menulis buku ya, ” kata saya setelah kami bersalaman. Pada pertemuan pertama itu, saya merasakan kehangatan jiwa dan raganya.

“Ya … besok saya bawa untuk Bang Yon, ” kata dia.

Buku berjudul “Intel Juga Manusia” (Aceh Adalah Sekolah Kehidupan) saya terima dan dia menulis “Untuk Sahabat Yon Moeis — Wartawan Kesatria” di atas tanda tangannya. Pada pertemuan ketiga, dia beberapa kali menyebut saya sebagai wartawan TEMPO. Saya tidak bertanya dari mana dia dapat informasi itu dan, saya pun tidak mengoreksinya bahwa saya bekerja di “Koran Tempo”.

Saya senang dan bangga bertambah kawan, setelah Tuhan mempertemukan kami di rumah seorang pengusaha di kawasan Jakarta Selatan. Saya mengenal sosok Sri Radjasa Chandra di beberapa Podcast yang mendatangkan dia sebagai nara sumber, terutama yang membahas pertemuan Presiden Prabowo dengan Jokowi di Kartanegara, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Oktober lalu, dan pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba’asyir di Solo, sebelumnya.

Dalam siniar itu, Radjasa dengan terbuka menyebut Jokowi sebagai “Debt Collector” (Abraham Samad Speak Up), dan Prabowo yang “Sleeping With The Enemy” (Roemah Pemoeda).

Seperti biasa, setiap kali bertemu dengan siapa pun, saya selalu memanfaatkan menit-menit awal tuk “menyerang”.

“Dari dua podcast yang menghadirkan Bang Radjasa sebagai tamu, di luar sana, kawan-kawan saya, banyak yang bertanya siapa orang ini, ” kata saya. Radjasa terlihat diam. Saya yakin dia pasti menunggu apa yang selanjutnya akan saya katakan.

“Saya tidak bertanya siapa Sri Radjasa Chandra, tapi saya bertanya keberanian apa yang Abang miliki menilai Presiden dan mantan presiden itu, ” kata saya. Dia agak terkejut dan terlihat tenang. Saya menduga dia akan menyerang balik saya.

“Saya bicara dengan data dan fakta. Jika ada yang keberatan, silakan. Saya tunggu, ” kata Radjasa.

Drs. Sri Radjasa Chandra, MBA — dikenal sebagai mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) dengan pangkat Kolonel Inf. (Purn).

Dia bercerita, meski lahir di Jakarta, Radjasa menikmati masa kanak-kanak dan remaja di Tangerang, Banten yang, dimana ia mengalami sosialisasi nilai “pemberontokan”. Dia mengakui Tangerang telah membentuk kepekaan sosial dirinya dalam mencermati potret ketidakadilan, ketimpangan, dan kesenjangan sosial.

Radjasa kembali ke Jakarta dan duduk di bangku kuliah dengan mengambil jurusan ilmu politik yang mengantarnya ke dunia militer dan langsung menggeluti bidang intelijen.

Dia mendapat kesempatan mengikuti kursus intelijen di beberapa negara dan kuliah program master di Universitas Queensland, Brisbane, Australia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Australia, Radjasa langsung gabung di BAIS (Badan Intelijen Strategis) bersama Kabais LB Moerdani yang, menjadi bagian tugasnya sebagai Panglima ABRI.

“Saya lama bersama Pak LB Moerdani, ” kata Radjasa.

Sebelum gabung di “Pejaten”, markas BIN di era Jenderal Polisi Sutanto, Radjasa sempat bertugas di Kodam Iskandar Muda dan mengikuti pendidikan di Magelang.

Dalam “Intel Juga Manusia” yang ia tulis setelah bertugas di Aceh selama 18 tahun — sejak periode konflik hingga damai — Radjasa mengirim rasa hormat dan terima kasih pada Mayjen TNI (Purn) Soenarko yang pernah menjabat Pangdam Iskandar Muda yang, ia sebut sebagai “orang tuaku”. Ia pasti tidak lupa pada Mualem, sebutan Gubernur Aceh Muzakir Manaf, sebagai Abang dan sahabatnya. Prof. Kamaruzzaman Bustaman Ahmad yang ia sebut sebagai mentor dan Murizal Hamzah sebagai editor buku.

Selama ngobrol sambil ngopi bersamanya, saya tak hanya melihat Sri Radjasa Chandra sebagai intel, tapi juga manusia pemberani yang menghitung setiap langkah kemana ia akan pergi. Saya tak ragu mengatakan ia cerdas yang, tergambar dari kalimat-kalimat yang ia ucapkan; terukur dan terarah.

Sebenarnya saya ingin menggodanya dengan mengatakan bahwa saya juga berkecimpung di dunia intelijen di Pangkalan Ojek Pasar Kranji.

Tapi saya urungkan. Pasti dia akan mengatakan saya sedang mengigau ….

Berita Terkait

UPSJ Revives 1985 Fundraising Tradition with “UPSJ Rise UP Run 2026” to Aid UP Track and Field Team
Kementerian PU Gelar Apel Serentak Kesiapsiagaan Nasional Hadapi Musim Penghujan, Tiga Pilar Ditekankan
Konser Gratis Lawang Pitu di Kota Tegal, Saksikan Musisi Papan Atas Berkumpul
Direktur ToBe Institute Tegaskan Gelar Pahlawan untuk Soeharto Adalah Pengakuan Jasa Nyata.
Wabup Intan Nurul Hikmah Tinjau RTLH di Kresek, Segera Dibedah Jadi Hunian Layak
Join PetroSync ASME Training — Where Knowledge Meets Engineering Power
Dukung Produktivitas Keluarga Pekerja, PLN IP UBP Lontar dan BKKBN Provinsi Banten Sepakati PKS Pelaksanaan Program TAMASYA
Wakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah terpilih sebagai Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 23:41

UPSJ Revives 1985 Fundraising Tradition with “UPSJ Rise UP Run 2026” to Aid UP Track and Field Team

Senin, 10 November 2025 - 12:20

Kementerian PU Gelar Apel Serentak Kesiapsiagaan Nasional Hadapi Musim Penghujan, Tiga Pilar Ditekankan

Senin, 10 November 2025 - 11:24

Konser Gratis Lawang Pitu di Kota Tegal, Saksikan Musisi Papan Atas Berkumpul

Minggu, 9 November 2025 - 00:50

Direktur ToBe Institute Tegaskan Gelar Pahlawan untuk Soeharto Adalah Pengakuan Jasa Nyata.

Kamis, 6 November 2025 - 18:49

Wabup Intan Nurul Hikmah Tinjau RTLH di Kresek, Segera Dibedah Jadi Hunian Layak

Berita Terbaru